Suatu “sistem” dapat dipahami sebagai pengaturan komponen dan mempunyai hubungan dimana bersama sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Roemer (1991) mendefinisikan sistem kesehatan sebagai "kombinasi sumber daya, organisasi, pembiayaan dan manajemen yang berujung pada pelayanan kesehatan bagi penduduk." Sehingga dapat dilihat bahwa sistem kesehatan merupakan suatu kesatuan yang didalamnya terdapat komponen komponen seperti pasien, keluarga, masyarakat, Departemen kesehatan, penyedia pelayanan kesehatan, organisasi pelayanan kesehatan, perusahaan farmasi, perusahan pembiayaan kesehatan seperti asuransi, dan oraganisasi lainnya yang mempunyai peranan penting. Semua itu mempunyai hubungan dalam mencapai tujuan yaitu sama sama mningkatkan kesehatan masyarakat. Dari bagian atau komponen komponen tersebut mempunyai fungsinya masing-masing meliputi :
- v Pengawasan misalnya membuat kebijakan dan peraturan serta bagaimana menilai peraturan dan kebijakan itu berjalan apakah sudah sesuai dengan target atau masih dibawah target.
- v Penyedia layanan kesehatan bertugas untuk menyediakan layanan klinis yang memadai serta dapat ditunjang dengan promosi kesehatan yang mencakup dari kelompok sampai ke individu.
- v Pembiayaan Pembiayaan kesehatan bersumber dari berbagai sumber, yakni: Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta, organisasi masyarakat, dan masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, pembiayaan kesehatan yang adekuat, terintegrasi, stabil, dan berkesinambungan memegang peran yang amat vital untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai berbagai tujuan pembangunan kesehatan. salah satunya adalah pelayanan kesehatan apakah berkerjasama dengan asuransi untuk mempermudah dan membuat pasien yang berobat merasa nyaman karena tidak memikirkan biaya ketika mereka sakit
- v Pengelolaan sumber daya misalnya bagamana suatu obat dapat mencukupi suatu pelayanan kesehatan,distribusinya tidak terhambat, serta tidak dimonopoli oleh salah satu perusahaan obat. Pembiayaan penting pula dalam memenuhi peralatan medis, namun yang tidak kalah penting adalah bagaimana dalam mengelola alat tersebut agar dapat digunakan sesuai manfaatnya.
WHO mendefinisikan kembali tujuan utama dalam definisi suatu sistem kesehatan adalah "semua kegiatan yang tujuan utamanya adalah untuk mempromosikan, memulihkan, dan menjaga kesehatan.", definisi "tujuan" telah diperpanjang mencakup pencegahan kemiskinan karena karena sakit. Sistem kesehatan yang berfungsi dengan baik adalah penting untuk mencapai Millenium Development Goals (MDGs) 2015. Di negara yang sedang berkembang banyak menghadapi tantangan dan masalah dalam membangun dan melaksanakan sistem kesehatan seperti pembiayaan yang tidak memadai, kurangnya koordinasi antar lembaga, buruknya sistem informasi, kurangnya tenaga kesehatan.
Kurangnya tenaga kesehatan akan membatasi kemampuan suatu negara untuk mencapai MDGs, karena kekurang tenaga kesehatan akan berdampak pada melemahnya sistem penyampaian layanan kesehatan. Sebagai contoh di 15 negara di sub sahara Afrika hanya ada lima atau kurang dokter sehingga kira kira 1 dokter menangani 100.000 orang.
Sistem kesehatan dikenal sebaga sistem yang terbuka sehingga sangat rentan terhadap faktor faktor yang berpengaruh diluar faktor kesehatan sendiri ada beberapa faktor yang dapat memepengaruhi suatu sistem kesehatan dalam masyarakat seperti kemiskinan, pendidikan, infrastruktur dan lingkungan social & politik.
Perkembangan global, regional, dan nasional yang dinamis akan mempengaruhi pembangunan suatu negara, termasuk pembangunan kesehatannya. Hal ini merupakan faktor eksternal utama yang mempengaruhi proses pembangunan kesehatan. Faktor lingkungan strategis dapat dibedakan atas tatanan global, regional, nasional, dan lokal, serta dapat dijadikan peluang atau kendala bagi sistem kesehatan di Indonesia.
v Tingkat Global dan Regional
Globalisasi merupakan suatu perubahan interaksi manusia secara luas, yang mencakup ekonomi, politik, sosial, budaya, teknologi, dan lingkungan. Proses ini dipicu dan dipercepat dengan berkembangnya teknologi, informasi, dan transportasi yang mempunyai konsekuensi pada fungsi suatu negara dalam sistem pengelolaannya. Era globalisasi dapat menjadi peluang sekaligus tantangan pembangunan kesehatan, yang sampai saat ini belum sepenuhnya dilakukan persiapan dan langkah-langkah yang menjadikan peluang dan mengurangi dampak yang merugikan, sehingga mengharuskan adanya suatu sistem kesehatan yang responsif. Komitmen Internasional, seperti: MDGs, adaptasi perubahan iklim (climate change), ASEAN Charter, jejaring riset Asia Pasifik, dan revalitas pelayanan kesehatan dasar, perlu mendapatkan perhatian dalam pembangunan kesehatan.
v Tingkat Nasional dan Lokal
Pada tingkat nasional terjadi proses politik, seperti desentralisasi, demokratisasi, dan politik kesehatan yang berdampak pada pembangunan kesehatan, sebagai contoh: banyaknya peserta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang menggunakan isu kesehatan sebagai janji politik. Proses desentralisasi yang semula diharapkan mampu memberdayakan daerah dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, namun dalam kenyataannya belum sepenuhnya berjalan dan bahkan memunculkan euforia di daerah yang mengakibatkan pembangunan kesehatan terkendala.
Yang terpenting dalam melaksanakan sistem kesehatan baik nasional maupun global dilaksanakan secara :
a. Berkesinambungan dan Paripurna
Upaya kesehatan bagi masyarakat diselenggarakan secara berkesinambungan dan paripurna meliputi upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan hingga pemulihan, serta rujukan antar tingkatan upaya.
b. Bermutu, Aman, dan Sesuai Kebutuhan
Pelayanan kesehatan bagi masyarakat harus berkualitas, terjamin keamanannya bagi penerima dan pemberi upaya, dapat diterima masyarakat, efektif dan sesuai, serta mampu menghadapi tantangan global dan regional.
c. Adil dan Merata
Pemerintah wajib menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang berkeadilan dan merata untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan di luar negeri dalam kondisi tertentu.
d. Non diskriminatif
Setiap penduduk harus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan medis, bukan status sosial ekonomi dan tidak membeda-bedakan suku/ras, budaya dan agama, dengan tetap memperhatikan pengarus-utamaan gender.
e. Terjangkau
Ketersediaan dan pembiayaan pelayanan kesehatan yang bermutu harus terjangkau oleh seluruh masyarakat.
f. Teknologi Tepat Guna
Upaya kesehatan menggunakan teknologi tepat guna yang berbasis bukti. Teknologi tepat guna berasas pada kesesuaian kebutuhan dan tidak bertentangan dengan etika, moral, dan nilai agama.
g. Bekerja dalam Tim secara Cepat dan Tepat
Upaya kesehatan dilakukan secara kerjasama tim, melibatkan semua pihak yang kompeten, dilakukan secara cepat dengan ketepatan/presisi yang tinggi.
Ketika kita mencoba untuk masuk dalam suatu sistem dan ikut berperan dalam sistem apapun, kita harus tahu terlebih dahulu sistem tersebut apakah mekanik atau adaptif. Dalam sistem mekanik,jika kita melakukan suatu tindakan, reson atau stimulus hasilnya dapat diprediksi, biasanya dengan sangat rinci dan dalam keadaan yang berbeda. Sebuah sistem mekanis mungkin rumit, seperti mobil, tapi tidak menunjukkan perilaku muncul. Disisi lain sistem adaptive memiliki kebebasan dalam merespon rangsangan yang berbeda dengan cara yang berbeda dan tak terduga dan saling berhubungan satusama lain, contohnya adalah sistem dalam tubuh manusia.
Refrensi :
- 1. Healthy Development The World Bank Strategy for HNP Results Annex L─April 24, 2007
- 2. Sistem Kesehatan Depkes RI 2009
- 3. WHO. 2008. Maximizing positive synergies between health systems and global health initiatives. Geneva. Available from: www.who.int/healthsystems/GHIsynergies/en/index.html
- 4. United Nations. UN Millennium Development Goals. (accessed April 26, 2009), Available from: www.un.org/millenniumgoals/
- 5. World Health Organization. 2006. World health report 2006: working together for health. Geneva: WHO. Available from: www.who.int/whr/2006/en/
0 comments:
Post a Comment